Habibie Turunkan Dolar, Kurs rupiah kini terus bertahan – di level atas Rp 16.000/US$ dari sejak akhir tahun lalu. Level yang sama saat Indonesia sempat diterjang krisis moneter pada 1998. Pada periode awal 1998, posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sempat menembus level Rp 16.800/US$ dari kisaran Rp 2.400/US$. Beriringan dengan terjadinya krisis politik. Krismon pun akhirnya membuat 32 tahun kekuasaan Presiden Soeharto tumbang, dan digantikan oleh B.J Habibie, seorang teknokrat yang sempat mendampinginya menjadi wakil presiden. Pergantian kekuasaan secara mendadak tak serta merta membuat pasar optimis. Sebab, Presiden B.J Habibie, dianggap tak bisa mengatasi masalah ekonomi.
Habibie Turunkan Dolar dari Rp16.000 ke Rp6.550, Ini 3 Jurusnya– Pada masa Orde Baru pendirian bank dipermudah oleh pemerintah berkat kebijakan Paket Oktober 1988. Sayang, kemudahan pendirian bank ini tak dibarengi oleh kemampuan perbankan yang baik. Alhasil, saat terjadi krisis, banyak bank-bank bertumbangan. Nasabah lantas melakukan penarikan dana besar-besaran.
Habibie Turunkan Dolar dari Rp16.000 ke Rp6.550, Ini 3 Jurusnya
Pendahuluan: Saat Rupiah Terpuruk dan Harapan Tipis
Krisis moneter Asia pada tahun 1997-1998 menghantam perekonomian Indonesia secara brutal. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang semula berada di kisaran Rp2.500 meroket hingga menyentuh angka fantastis Rp16.000 per dolar pada puncak krisis. Kondisi ini memicu lonjakan inflasi, runtuhnya sektor perbankan, dan pergolakan politik yang berujung pada pengunduran diri Presiden Soeharto pada Mei 1998.
Di tengah kekacauan tersebut, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat menjadi Presiden ke-3 Republik Indonesia. Banyak yang meragukan kemampuannya memulihkan keadaan. Namun, sejarah mencatat bahwa di bawah kepemimpinannya, nilai tukar rupiah secara bertahap menguat hingga menyentuh Rp6.550 per dolar hanya dalam waktu kurang dari satu tahun.
Bagaimana Habibie melakukannya? Berikut tiga jurus utama yang digunakan Habibie untuk menstabilkan ekonomi dan memperkuat rupiah.
Reformasi Ekonomi dan Transparansi Anggaran Negara
Salah satu langkah pertama Habibie adalah membuka akses informasi dan menciptakan iklim transparansi dalam pengelolaan anggaran negara. Ini menjadi fondasi utama untuk mengembalikan kepercayaan publik dan investor asing.
Langkah-Langkah yang Diambil:
-
Menyusun APBN yang realistis dan transparan.
-
Meniadakan subsidi yang tidak efisien dan mengalihkan dana ke sektor produktif seperti pertanian dan UMKM.
-
Menjalin kerja sama dengan IMF dan Bank Dunia untuk restrukturisasi utang luar negeri.
Dampak Langsung:
Investor internasional mulai menunjukkan kembali minat untuk menanamkan modal di Indonesia. Arus modal masuk (capital inflow) menyebabkan permintaan terhadap rupiah meningkat, sehingga nilai tukarnya pun mulai menguat.
Restrukturisasi Perbankan dan Pembentukan BPPN
Habibie memahami bahwa krisis ekonomi tidak akan pulih tanpa pembenahan sektor keuangan, terutama perbankan. Maka dibentuklah Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai lembaga ad hoc yang berfungsi menyelamatkan bank-bank yang terancam bangkrut.
Kebijakan Strategis:
-
Rekapitalisasi bank-bank besar melalui penerbitan Obligasi Rekapitalisasi Bank.
-
Penutupan dan merger terhadap bank-bank bermasalah untuk menciptakan efisiensi.
-
Pengawasan ketat terhadap kredit macet (NPL) dan penerapan prinsip good corporate governance.
Contoh Nyata:
Bank-bank seperti BCA yang sebelumnya terkena dampak krisis berhasil diselamatkan dan kembali sehat. Kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan mulai tumbuh, dan simpanan masyarakat di bank meningkat pesat.
Stabilitas Politik dan Komunikasi Publik yang Efektif
Meski hanya menjabat selama 17 bulan, Habibie menunjukkan kepemimpinan yang stabil di tengah gejolak reformasi. Ia memperkuat komunikasi publik, membuka dialog dengan berbagai elemen bangsa, dan mendorong reformasi demokratis yang sehat.
Upaya Penting:
-
Melaksanakan Pemilu 1999 secara damai dan demokratis, yang memperkuat citra Indonesia di mata internasional.
-
Mendorong kebebasan pers dan kebebasan berpendapat sebagai bagian dari agenda reformasi.
-
Menunjukkan keterbukaan terhadap kritik dan evaluasi publik.
Pengaruh ke Ekonomi:
Dengan terciptanya stabilitas politik, pelaku pasar merasa lebih yakin dan berani mengambil risiko untuk kembali berinvestasi di Indonesia. Hal ini mendorong masuknya dolar ke pasar domestik, yang otomatis menguatkan nilai tukar rupiah.
Perjalanan Nilai Tukar: Dari Rp16.000 ke Rp6.550
Penurunan nilai dolar dari Rp16.000 ke Rp6.550 tentu bukan proses instan, tapi hasil dari kombinasi kebijakan yang sistematis dan konsisten. Berikut timeline singkat perjalanan rupiah selama masa transisi Habibie:
| Periode | Nilai Tukar (Rupiah/USD) |
|---|---|
| Mei 1998 | ± Rp16.000 |
| Agustus 1998 | ± Rp10.000 |
| Desember 1998 | ± Rp8.000 |
| Juli 1999 | ± Rp6.550 |
Data ini menunjukkan betapa efektifnya strategi ekonomi yang diterapkan, bahkan di tengah tekanan politik dan sosial yang tinggi.
Pelajaran dari Kepemimpinan Habibie
Kepercayaan adalah Mata Uang
Habibie memahami bahwa kepercayaan pasar jauh lebih penting dari sekadar kebijakan teknis. Melalui keterbukaan, komunikasi yang jujur, dan konsistensi arah kebijakan, ia berhasil membalikkan pesimisme menjadi optimisme.
Kolaborasi dan Konsensus
Habibie tidak berjalan sendiri. Ia menggandeng teknokrat, akademisi, dan lembaga internasional untuk membentuk strategi pemulihan yang komprehensif.
Stabilitas Politik Mendukung Stabilitas Ekonomi
Tanpa kestabilan politik, ekonomi tak akan pulih. Habibie menjaga suasana kondusif dengan menjamin transisi kekuasaan yang damai, memberi ruang pada oposisi, dan menghindari represifitas.
Kesimpulan
Dalam waktu kurang dari dua tahun, Habibie berhasil membalikkan krisis kepercayaan menjadi peluang pemulihan ekonomi. Lewat tiga jurus utama — transparansi anggaran, reformasi perbankan, dan stabilitas politik — ia membawa rupiah dari jurang kehancuran menuju kestabilan.
https://globaldefenceforum.com/
