Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hampir 10 juga kematian setiap tahunnya akibat kanker. Hal ini menjadikan kanker sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia. Meskipun faktor genetik dan gaya hidup berperan besar dalam penyebab kanker, pilihan makanan sehari-hari juga diam-diam memengaruhi risiko kanker

Kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Gaya hidup dan pola makan memiliki pengaruh besar terhadap risiko terkena kanker. Bahkan, sejumlah penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Harvard Medical School mengidentifikasi bahwa jenis makanan tertentu dapat meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi secara berlebihan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 6 makanan pemicu kanker menurut dokter Harvard, lengkap dengan penjelasan ilmiah dan tips menghindarinya. Yuk, simak daftar berikut agar Anda bisa lebih bijak memilih makanan untuk kesehatan jangka panjang!
Daging Olahan (Processed Meat)
Contoh:
-
Sosis
-
Bacon
-
Ham
-
Kornet
-
Daging asap
Menurut World Health Organization (WHO), daging olahan diklasifikasikan sebagai karsinogen Grup 1, yang berarti ada cukup bukti bahwa makanan ini menyebabkan kanker pada manusia. Hal ini diperkuat oleh riset Harvard yang menunjukkan bahwa konsumsi rutin daging olahan dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal (usus besar) hingga 18%.
Mengapa Berbahaya?
Daging olahan biasanya mengandung nitrat dan nitrit sebagai bahan pengawet. Ketika dimasak pada suhu tinggi, bahan ini bisa berubah menjadi nitrosamin, senyawa yang bersifat karsinogenik.
Alternatif Sehat:
Daging Merah dalam Jumlah Berlebih
Contoh:
-
Daging sapi
-
Daging kambing
-
Daging babi
Meski kaya protein dan zat besi, konsumsi daging merah secara berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker usus besar. Studi dari Harvard menyarankan agar konsumsi daging merah dibatasi tidak lebih dari 500 gram per minggu.
Mekanisme Pemicu Kanker:
Saat dicerna, daging merah dapat menghasilkan senyawa N-nitroso yang memicu mutasi genetik pada sel usus. Selain itu, pemanggangan daging merah menghasilkan amin heterosiklik (HCA) dan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), dua zat yang bersifat karsinogenik.
Tips Aman:
Gorengan
Contoh:
Gorengan adalah makanan yang sangat umum di Indonesia, namun ternyata termasuk dalam daftar makanan yang bisa memicu kanker. Menurut para ahli gizi di Harvard, makanan yang digoreng, terutama pada minyak yang digunakan berulang kali, dapat menghasilkan akrilamida, zat kimia yang terbukti bersifat karsinogenik pada hewan percobaan.
Fakta Ilmiah:
Akrilamida terbentuk dari reaksi antara asam amino dan gula saat makanan dimasak pada suhu tinggi, terutama dalam makanan bertepung seperti kentang dan tepung terigu.
Cara Lebih Sehat:
-
Gunakan teknik memasak alternatif: kukus, panggang, atau rebus
-
Gunakan minyak yang baru dan stabil terhadap panas tinggi, seperti minyak zaitun extra virgin
Makanan Tinggi Gula Tambahan
Contoh:
Meski tidak secara langsung menyebabkan kanker, konsumsi gula berlebih bisa berkontribusi pada obesitas dan resistensi insulin, dua kondisi yang sangat terkait dengan risiko kanker, terutama kanker payudara, kolorektal, dan pankreas.
Apa Kata Penelitian?
Sebuah studi besar oleh Harvard School of Public Health menemukan bahwa pola makan tinggi gula meningkatkan peradangan kronis dan pertumbuhan sel abnormal, dua kondisi yang mendukung perkembangan kanker.
Solusi:
Makanan Tinggi Lemak Trans
Contoh:
Lemak trans adalah jenis lemak buatan yang terbentuk melalui proses hidrogenasi parsial. Penelitian menunjukkan bahwa lemak trans dapat meningkatkan peradangan, menurunkan kolesterol baik (HDL), dan meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker prostat dan kanker payudara.
Fakta dari Harvard:
Harvard T.H. Chan School of Public Health menegaskan bahwa tidak ada level aman untuk konsumsi lemak trans. Lemak ini juga dilarang penggunaannya di banyak negara, termasuk di beberapa wilayah di Amerika Serikat.
Pilihan Lebih Baik:
-
Gunakan lemak sehat seperti minyak zaitun, minyak kelapa murni, atau alpukat
-
Baca label nutrisi dan hindari produk yang mengandung “partially hydrogenated oil”
Makanan Kaleng Mengandung BPA
Contoh:
-
Sup kalengan
-
Sayuran kalengan
-
Ikan dalam kaleng
BPA (Bisphenol A) adalah bahan kimia industri yang ditemukan pada lapisan dalam kaleng makanan. Meskipun digunakan untuk mencegah karat dan memperpanjang umur simpan, BPA dikenal sebagai pengganggu hormon endokrin dan dikaitkan dengan risiko kanker payudara dan prostat.
Pendapat Ilmuwan:
Dokter dan peneliti dari Harvard menemukan bahwa BPA bisa larut ke dalam makanan, terutama jika kaleng dipanaskan atau disimpan dalam waktu lama. Paparan BPA bahkan bisa mengubah ekspresi genetik pada sel-sel tubuh.
Cara Aman:
Kesimpulan: Waspadai Pola Makan Sehari-hari
Menghindari makanan pemicu kanker bukan berarti Anda harus menghindari semua makanan enak. Namun, kesadaran dalam memilih bahan makanan dan cara memasaknya sangat penting dalam menjaga kesehatan jangka panjang.
Makanan yang Perlu Dibatasi:
-
Daging olahan (sosis, ham, bacon)
-
Daging merah berlebih
-
Gorengan
-
Makanan tinggi gula
-
Makanan dengan lemak trans
-
Makanan kalengan dengan BPA
Dengan mengganti makanan berisiko tinggi ini dengan pilihan yang lebih sehat seperti sayuran, buah-buahan, protein nabati, dan metode memasak rendah minyak, Anda dapat secara signifikan menurunkan risiko terkena kanker.
Optimalkan Gaya Hidup Anda
Selain menjaga pola makan, lakukan juga gaya hidup sehat seperti:
-
Olahraga rutin minimal 30 menit per hari
-
Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebih
-
Cukup tidur dan kelola stres
-
Rutin melakukan skrining kesehatan sesuai usia
Dengan kombinasi pola makan sehat dan gaya hidup aktif, Anda bisa menjaga tubuh tetap bugar sekaligus menghindari berbagai penyakit kronis, termasuk neoplasia.
Kesimpulan
Menghindari makanan pemicu kanker adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan jangka panjang. Menurut dokter Harvard, beberapa jenis makanan seperti gorengan, daging olahan, makanan tinggi gula, dan makanan yang dibakar atau diasap dapat meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi secara berlebihan. Meskipun tidak semua makanan ini harus dihindari sepenuhnya, membatasi konsumsinya dan memilih pola makan sehat sangat dianjurkan.
https://seancorcoranart.com/
Tags: Kanker